Perjalanan Dahulu dan Sekarang Pelabuhan Belawan

[vc_row][vc_column][gem_divider margin_top=”-20″][vc_single_image image=”25014″ img_size=”900″][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][gem_divider margin_top=”25″][vc_column_text]

Perjalanan Dahulu dan Sekarang Pelabuhan Belawan

[/vc_column_text][gem_divider margin_top=”25″][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/3″][gem_dropcap shape=”hexagon” letter=”P” color=”#ffffff” background_color=”#00bcd4″][vc_column_text]ulau Sumatera sebagai lintasan pelayaran niaga sudah cukup terkenal sedari dulu. Saat tulisan ini dibuat tercatat bahwa pulau dengan kepemilikan pelabuhan terbanyak di Indonesia adalah Sumatera dengan total 50 pelabuhan (per 2016) dan wilayah dengan pelabuhan terbanyak dipegang oleh kawasan Riau (35 pelabuhan). Fokus tulisan ini adalah menelisik Perjalanan Dahulu dan Sekarang Pelabuhan Belawan

Berdasarkan kesimpulan angka -angka di atas, langkah strategis pengelola Pelabuhan Indonesia (PELINDO) untuk menunjuk pelabuhan Belawan di Medan sebagai Terminal Kontainer Internasional sudah tepat.

Pelabuhan Belawan sebagai Terminal Kontainer Internasional berada di timur laut Sumatera sekitar 30 km dari kota Medan, berlokasi diantara ujung mulut sungai Belawan dan Deli, jalur selat pelayarannya terbentang sepanjang 13,5 kilometer menghubungkannya langsung ke perairan teritorial selat Malaka.

Diresmikan langsung oleh Presiden Indonesia Soeharto pada tanggal 17 Maret 1980 diatas lahan seluas 30 Hektar.[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/3″][vc_column_text]Fokus dari pelabuhan ini sebagai Terminal Kontainer Internasional adalah menyediakan layanan untuk keperluan ekspor-impor dan kegiatan transportasi antar pulau (interisland). Jenis layanan mereka pun bervariatif dan biasanya bersifat teknis.

Pelabuhan Belawan sebagai Terminal Kontainer Internasional

Seiring waktu berjalan, secara bertahap Pelabuhan Belawan memperbaiki kualitas pelayanan dan struktur organisasinya, berikut rangkumannya:

1. 1 September 1984, pembentukan struktur unit kerja terminal peti kemas (UTPK) dibawah naungan cabang manajemen pelabuhan Belawan.

2. 10 Februari 1985, pengoprasian efektif krane angkut peti kemas.

3. Pada bulan Maret 1987, katrol pengangkut ditambah menjadi dua untuk melayani kebutuhan loading dan discharging peti kemas.[/vc_column_text][gem_divider margin_top=”50″][/vc_column][vc_column width=”1/3″][vc_column_text]4. 16 Januari 1998, pengukuhan dan penetapan Putusan Direktur No.OT.09/I/I/PI-98 mengenai struktur organisasi dan pekerjaan administratif telah ditentukan, muncul nama baru organisasi menjadi Belawan International Container Terminal (BICT), dengan resmi menjadikan BICT sebagai cabang organisasi yang mandiri secara bisnis dibawah PELINDO I.

5. Puncaknya di tahun 2003 dan 2009 dengan keputusan resmi menjadi unit bisnis mandiri seperti layaknya Jakarta International Container Terminal.

Saat ini pelabuhan Belawan sudah resmi mempunyai nama internasionalnya sendiri (baca:Bahasa Asing) yaitu Belawan International Container Terminal (BICT) dan telah menyesuaikan pola pelayanan serta sertifikasi berskala internasional. Jumlah pengelolaan peti kemas masuk-keluar yang dikerjakan BICT pada tahun 2016 mencapai 463.464 dan hingga Juni 2017 sudah diangka 245.755.

Prestasi dalam bentuk pelayanan pengelolaan peti kemas di pelabuhan Belawan layak untuk dibanggakan karena berbanding dengan peningkatan mutu yang telah tercapai.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *